Kamis, 28 April 2016

Pengakuan Pendapatan



Pengakuan Pendapatan 



A.    Sekuritas Utang

Perusahaan melakukan investasi dalam sekuritas utang dan ekuitas dari perusahaan lain adalah untuk memperoleh pendapatan dalam bentuk bunga atau deviden. Dalam kasus sekuritas utang, penghitungan bunga menjadi lebih komplikasi mengingat adanya perbedaan yang sering terjadi antara harga beli dengan nilai jatuh tempo (nilai nominal) sekuritas. Proses amortisasi premium atau diskontro yang timbul akan mempengaruhi besarnya pendapatan bunga yang diakui untuk setiap periodenya. Untuk sekuritas ekuitas, pengakuan pendapatan (deviden) tergatung pada besarnya kepemilikan investor dalam perusahaan.
Pendapatan dan keuntungan umumnya diakui ketika :
Ø  Telah direalisasi atau dapat  direalisasi
Ø  Telah dihasilkan / telah terjadi.


1.      Sekuritas Utang diklasifikasikan sebagai trading (diperdagangkan)

Karena investasi dalam sekuritas utang yang dikalasiikasi sebagai trading dan available for sale tidak diamortisasi maka ketika pembayaran bunga diterima, ayat jurnal yang dibuat adalah :

                              Kas                                                           Rp 5.000.000
                                          Pendapatan Bunga                                                 Rp. 5.000.000

2.      b)     Sekuritas Utang diklasifikasi sebagai Held to Maturity ( Dimiliki hingga jatuh tempo)

Kas                                                                 Rp 5.000.000
Investasi dalam sekuritas yang
dimiliki hingga jatuh tempo                        Rp    308.820
            Pendapatan Bunga                                                                Rp 5.308.820


B.   Sekuritas Ekuitas

Metode pencatatan modal saham, yaitu :

1.      Metode Harga Perolehan

Investasi saham dalamperusahaan lain yang jumlahnya kurang dari 20% dan tidak dapat mempengaruhi perusahaan yang sahamnya dimiliki dicatat dengan mrtode harga perolehan. Asumsi bahwa pada tanggal 2 januari PT.Pratama membeli Rp. 5.000 lembar saham biasa PT.Santika dengan harga Rp. 2.000 per lembar, termasuk di dalamnya komisi broker dan biaya-biaya lainnya. Pratama mengklasifikasi saham santika sebagai sekuritas perdagangan karena manajemen bermaksud akan segera menjualnya begitu secara ekonomi menguntungkan bagi perusahaan. Total lembar saham biasa PT.Santika yang beredar adalah Rp. 50.000 lembar. Dalam hal ini , 5.000 lembar saham biasa yang di beli oleh PT.Pratama mewakili 10% bagian kepemilikan atas PT.Santika. Pada tanggal 31 Desember, PT.Pratama menerima deviden tunai sebesar Rp.80 per lembar saham dari PT.Santika. Pada tanggal 31 Desember, PT.Santika melaporkan laba bersih sebesar Rp. 60.000.000. Berikut adalah seluruh ayat jurnal yang diperlukan dalam pembukuan PT.Pratama untuk mencatat transaksi-transaksi di atas :

Tanggal
Nama Perkiraan
Debet
Kredit
2 Jan
Investasi dalam sekuritas yang diperdagangkan PT.Santika.
      Kas
(5.000 lbr x Rp. 2.000)
10.000.000


10.000.000
21 Okt
Kas
      Pendapatan Deviden
(5.000 lbr x Rp. 80)
400.000

400.000

2.      Metode Ekuitas
Dengan menggunakan metode ini, penanaman modal dicatat sebesar harga pokoknya. Setiap akhir periode akuntansi, harga pokok ini diubah sesuai dengan bagian laba atau rugi yang diperoleh perusahaan yang sahamnya dimiliki. Asumasi sama seperti dengan ilustrasi diatas, hanya saja bahwa besarnya total lembar saham biasa PT.Santika yang beredar adalah Rp. 25.000 lembar. Dalam hal ini, 5.000 lembar mewakili 20% bagian kepemilikan, Berikut adalah seluruh ayat jurnal yang diperlukan dalam pembukuan PT.Pratama untuk mencatat transaksi-transaksi diatas :


Tanggal
Nama Perkiraan
Debet
Kredit
2 Jan
Investasi dalam saham PT.Santika
       Kas
10.000.000

10.000.000
31 Okt
Kas
      Investasi dalam saham PT.Santika
400.000

400.000
31 Des
Investasi dalam saham PT.Santika
      Pendapatan dari investasi dalam saham PT.Santika
(20% x Rp.60.000.000)
12.000.000



12.000.000



Tugas Kewirausahaan Minggu Ke-2



Sejarah Berdirinya PT. Gudang Garam Tbk.



Pendiri Gudang Garam adalah Surya Wonowijoyo (Tjoa Ing Hwie) yang dilahirkan di Fujian, China, pada tahun 1926. Keluarganya menetap di Indonesia pada tahun 1929, yakni tepatnya di kota Sampang, Madura. Mereka hidup dalam kemiskinan, dan ayahnya hanya bekerja sebagai pedagang keliling. Saat menginjak usia remaja, ayah Ing Hwie meninggal dan ia harus bekerja demi menopang hidup keluarganya. Oleh karenanya, ia lantas merantau ke Kediri dan mencari pekerjaan di sana. Bekerjalah ia pada sang paman, Tjoa Kok Tjiang, yang ketika memiliki salah satu pabrik kretek besar di Jawa Timur.


Selama bekerja, Ing Hwie menimba pengalaman dan pengetahuan tentang seluk beluk perkretekan dan juga bagaimana membuat saus cengkeh yang baik. Ing Hwie bekerja selama kurang lebih lima tahun di pabrik pamannya. Tahun 1956, ia bercekcok dengan pamannya dan berhenti bekerja. Ia lantas menjadi penyalur tembakau dan cengkeh. Pengalamannya sebagai penyalur ini, terutama di masa-masa sulit, terbukti sanggup menghantarnya menuai kesuksesan di kemudian hari.


Pada bulan Juli 1958, Ing Hwie mulai mendirikan pabriknya sendiri, yang berlokasi di dekat Kali Brantas. Guna mengawali usahanya itu, ia mengajak 50 orang bekas karyawan pamannya. Pabrik ini hingga saat ini merupakan salah satu pabrik Gudang Garam yang masih beroperasi hingga saat ini. Secara bertahap usaha ini mulai berkembang.


Kesuksesan diraih pada tahun 1962, ketika Ing Hwie meluncurkan produknya, yakni Gudang Garam Kuning, yang menuai kesuksesan luar biasa. Para pesaingnya mengeluarkan isu bahwa rokok tersebut mengandung ganja. Surya membantah gosip tersebut dan menyatakan bahwa rahasianya terletak pada campuran sausnya dan bukan ganja. Selain itu, keterampilannya dalam membeli dan memasarkan merupakan aspek penting keberhasilan Gudang Garam Kuning.


Demi mengurangi ketergantungan pada kertas impor, pada tahun 1980-an, Gudang Garam mendirikan sendiri pabrik kertas rokok berkualitas tinggi melalui patungan dengan Probosutejo. Demikianlah sekelumit sejarah Gudang Garam di Kediri.

Sumber :

Disarikan dari "Balanced Development: East Java in The New Order" (Pembangunan Yang Berimbang: Jawa Timur dalam Era Orde Baru), penerbit Gramedia Pustaka Utama, 1997, halaman 420-421.

http://sejarahastrologimetafisika.blogspot.co.id/2012/06/sejarah-berdirinya-gudang-garam-ivan.html

Nama : Mohamad Zenal Mutakin
NPM  : 46214769
Kelas : 2DA02

Biaya Modal (Tugas 4 Sosftskill)

Biaya modal (Cost of Capital) adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik yg berasal dari hutang...