Sabtu, 11 Maret 2017
TUUJUAN DAN RASIO ANALISIS KEUANGAN (Tugas Sofskill 1)
Pengertian Analisi Laporan Keuangan
Pengertian menurut beberapa ahli sebagai berikut :
Menurut Wild, dalam Analisis Laporan Keuangan (2005,3) mendefenisikan Analisis Laporan Keuangan sebagai berikut : “Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) adalah aplikasi dari alat dan teknik analisis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis”
Menurut Bernstein (1983 : 3): “Analisis laporan keuangan mencakup penerapan metode dan teknik analisis untuk laporan keuangan dan data lainnya untuk melihat dari laporan itu ukuran-ukuran dan hubungan tertentu yang sangat berguna dalam pengambilan keputusan”
Dapat disimpulkan Analisa laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevalusi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang.
Agar Laporan keuangan menjadi lebih berarti sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh berbagai pihak, perlu dilakukan analisis laporan keuangan. Bagi pihak pemilik dan manajemen tujuan utama analisis laporan keuangan adalah agar dapat mengetahui posisi keuangan perusahaan saat ini. Dengan mengetahui posisi keuangan, setelah dilakukan analisis laporan keuangan secara mendalam, akan terlihat apakah perusahaan dapat mencapai target yang telah direncanakan sebelumnya atau tidak.
Hasil analisis laporan keuangan juga akan memberikan informasi tentang kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan. Dengan mengetahui kelemahan ini, manajemen akan dapat memperbaiki atau menutupi kelemahan tersebut. Kemudian kekuatan yang dimiliki perusahaan harus dipertahankan atau bahkan ditingkatkan. Dengan adanya kelemahan dan kekuatan yang dimiliki, akan tergambar kinerja manajemen selama ini.
Sumber :
http://www.landasanteori.com/2015/07/pengertian-analisi-laporan-keuangan.html?m=1
https://www.google.co.id/amp/s/lydia14211185.wordpress.com/2012/06/07/pengertian-dan-manfaat-analisis-laporan-keuangan/amp/
TUUJUAN DAN RASIO ANALISIS KEUANGAN (Softskill Latihan1)
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
Salah satu
tugas penting setelah akhir tahun adalah melakukan analisis laporan keuangan
perusahaan. Analisis ini didasarkan pada laporan keuangan yang sudah disusun.
Tujuan penyusunan laporan keuangan adalah sebagai berikut:
- Screening: Analisis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi perusahaan dari laporan keuangan tanpa pergi langsung ke lapangan.
- Understanding: Memahami perusahaan, kondisi keuangan, dan hasil usahanya.
- Forcasting: Analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuanga perusahaan di masa yang akan datang.
- Diagnosis: Analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan ada mesalah-masalah yang terjadi baik dalam manajemen, ope keuangan atau masalah lain dalam perusahaan.
- Evaluation: Analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen dalam mengelola perusahaan.
Di samping
tujuan tersebut di atas, analisis laporan keuangan juga dapat digunakan untuk
menilai kewajaran laporan keuangan yang disajikan. Dengan melakukan analisis
laporan keuangan, maka informasi yang dibaca dari laporan keuangan akan menjadi
lebih luas dan lebih dalam. Hubungan satu pos dengan pos Iain akan dapat
menjadi indikator tentang posisi dan prestasi keuangan perusahaan serta
menunjukkan bukti kebenaran penyusunan laporan keuangan.
TUJUAN LAPORAN KEUANGAN
Menurut Ikatan
Akuntan Indonesia (2009:3), tujuan laporan keuangan adalah menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi. Sedangkan menurut Fahmi (2011:28), tujuan utama
dari laporan keuangan adalah memberikan informasi keuangan yang mencakup
perubahan dari unsur-unsur laporan keuangan yang ditujukan kepada pihak-pihak
lain yang berkepentingan dalam menilai kinerja keuangan terhadap perusahaan di
samping pihak manajemen perusahaan. Para pemakai
laporan akan menggunakannya untuk meramalkan, membandingkan, dan menilai dampak
keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis yang diambilnya. Informasi
mengenai dampak keuangan yang timbul tadi sangat berguna bagi pemakai untuk
meramalkan, membandingkan dan menilai keuangan. Seandainya nilai uang tidak stabil, maka hal ini akan dijelaskan dalam
laporan keuangan. Laporan keuangan akan lebih bermanfaat apabila yang dilaporkan
tidak saja aspek-aspek kuantitatif, tetapi mencakup penjelasan-penjelasan
lainnya yang dirasakan perlu. Dan informasi ini harus faktual dan dapat diukur
secara objektif.
Beberapa tujuan
laporan keuangan dari berbagai sumber di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :
1.
Informasi posisi laporan keuangan yang dihasilkan dari kinerja dan aset
perusahaan sangat dibutuhkan oleh para pemakai laporan keuangan, sebagai bahan
evaluasi dan perbandingan untuk melihat dampak keuangan yang timbul dari
keputusan ekonomis yang diambilnya.
2.
Informasi keuangan perusahaan diperlukan juga untuk menilai dan meramalkan
apakah perusahaan di masa sekarang dan di masa yang akan datang sehingga akan
menghasilkan keuntungan yang sama atau lebih menguntungkan.
3.
Informasi perubahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat untuk menilai
aktivitas investasi, pendanaan dan operasi perusahaan selama periode tertentu.
Selain untuk menilai kemampuan perusahaan, laporan keuangan juga bertujuan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi.
KARAKTERISTIK
LAPORAN KEUANGAN
Menurut Ikatan
Akuntan Indonesia (2009:5-8), laporan keuangan yang berguna bagi pemakai
informasi bahwa harus terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu dapat
dipahami, relevan, keandalan, dan dapat diperbandingkan.
1. Dapat
dipahami
2. Relevan
3. Keandalan
a) Penyajian jujur
b) Substansi mengungguli bentuk
c) Netralitas
d) Pertimbangan sehat
e) Kelengkapan
4. Dapat
dibandingkan
ANALISIS
RASIO KEUANGAN
Menurut Harahap (2009:297), rasio
keuangan merupakan angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu akun
laporan keuangan dengan akun lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan
signifikan. Menurut Simamora (2002:357),
analisis rasio merupakan cara penting untuk menyatakan hubungan-hubungan yang
bermakna diantara komponen-komponen dari laporan-laporan keuangan. Rasio
menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah lain,
dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio yang akan menjelaskan atau
menggambarkan kepada penganalisa baik atau buruknya keadaan posisi keuangan
suatu perusahaan.
Menurut
Margaretha (2004:22), penganalisaan rasio keuangan ada beberapa cara, di
antaranya :
a.
Analisis
horisontal/trend analysis, yaitu membandingkan rasio-rasio keuangan
perusahaan dari tahun-tahun yang lalu dengan tujuan agar dapat dilihat trend
dari rasio-rasio perusahaan selama kurun waktu tertentu.
b. Analisis
vertikal, yaitu membandingkan data rasio keuangan perusahaan dengan rasio
semacam dari perusahaan lain yang sejenis atau standar industri untuk waktu
yang sama.
Sedangkan menurut Riyanto
(2010:329), dalam mengadakan analisis rasio keuangan pada dasarnya dapat
melakukannya dengan 2 macam cara pembandingan, yaitu :
a.
Membandingkan
rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio dari waktu-waktu yang
lalu (rasio historis) atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk
waktu-waktu yang akan datang dari perusahaan yang sama. Dengan cara pembanding
ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan dari rasio tersebut dari tahun ke
tahun. Kalau diketahui perubahan dari angka rasio tersebut maka dapatlah
diambil kesimpulan mengenai tendensi atau kecenderungan keadaan keuangan serta
hasil operasi perusahaan yang bersangkutan.
b. Membandingkan rasio-rasio dari suatu
perusahaan dengan rasio-rasio semacam dari perusahaan lain yang sejenis atau
industri (rasio industri/rasio standar) untuk waktu yang sama. Dengan cara ini akan dapat diketahui apakah perusahaan yang bersangkutan dalam
aspek keuangan tertentu berada di atas rata-rata industri, berada pada
rata-rata atau terletak dibawah rata-rata industri.
Menurut Fahmi
(2011:133), untuk dapat menginterpretasikan hasil perhitungan rasio, maka
diperlukan adanya pembanding. Pada pokoknya ada dua cara yang dapat dilakukan
dalam membandingkan rasio keuangan perusahaan, yaitu:
1. Cross sectional
approach, merupakan suatu cara
mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio antara perusahaan yang satu
dengan perusahaan yang lainnya yang sejenis pada saat bersamaan.
2. Time series
analysis, merupakan suatu cara dengan
membandingkan rasio-rasio keuangan perusahaan dari satu periode ke periode
lainnya. Pembanding antara rasio yang dicapai saat ini dengan rasio-rasio pada
masa lalu akan memperhatikan apakah perusahaan mengalami kemajuan atau
kemunduran.
Menurut Riyanto
(2010:330), apabila dilihat dari sumber darimana rasio ini dibuat, maka dapat
digolongkan dalam 3 (tiga) golongan, yaitu:
1. Rasio neraca (Balance
Sheet Ratios), yang digolongkan dalam katagori ini adalah semua data yag
diambil dari atau bersumber dari neraca.
2. Rasio-rasio
laporan laba-rugi (Income Statement Ratios), yang tergolong dalam
katagori ini adalah semua data yang diambil dari laba-rugi.
3. Rasio-rasio
antar laporan (Interstatement Ratios), yang tergolong dalam katagori ini
adalah semua data yang diambil dari neraca dan laporan laba-rugi.
Menurut Riyanto
(2010:331), umumnya rasio dapat dikelompokkan dalam 4 (empat) tipe dasar, yaitu
:
1. Rasio
Likuiditas, adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban finansial jangka pendeknya.
2. Rasio Leverage,
adalah rasio yang mengukur seberapa jauh perusahaan dibelanjai dengan hutang.
3. Rasio
Aktivitas, adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan
sumber dananya.
4. Rasio
Profitabilitas, adalah rasio yang mengukur hasil akhir dari sejumlah
kebijaksanaan dan keputusan-keputusan.
Menurut Prihadi
(2008:8), mengemukakan beberapa hal penggunaan rasio keuangan dengan
variasinya:
1. Setiap peneliti
berhak menentukan rasio yang digunakan.
2. Tidak ada
regulasi tentang penggunaan rasio tertentu.
3. Setiap rasio
mempunyai keterbatasan arti di samping kelebihannya.
Dalam penelitian ini, penulis
menggunakan aspek rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan
profitabilitas.
1. Rasio
Likuiditas
Menurut Harahap
(2009:301), rasio likuiditas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Untuk dapat memenuhi kewajibannya yang
sewaktu-waktu ini, maka perusahaan harus mempunyai alat-alat untuk membayar
yang berupa aset-aset lancar yang jumlahnya harus jauh lebih besar dari pada
kewajiban-kewajiban yang harus segera dibayar berupa kewajiban-kewajiban
lancar. Mengenai rasio-rasio likuiditas sebagaimana yang diutarakan, menurut
Riyanto (2010: 332), dapat dilihat pada uraian sebagai berikut :
a.
Rasio Lancar
(Current
Ratio)
Rasio ini merupakan perbandingan antara aset lancar
dengan kewajiban lancar. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Aset
Lancar
Current Ratio =
------------------------
Kewajiban
Lancar
Rasio ini merupakan cara untuk mengukur kesanggupan
suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya, dengan pedoman 2:1 atau
200% ini adalah rasio minimum yang akan dipertahankan oleh suatu perusahaan.
Menurut Fahmi (2011:61), kondisi perusahaan yang memiliki current ratio
yang baik adalah dianggap sebagai perusahaan yang baik dan bagus, namun jika current
ratio terlalu tinggi juga dianggap tidak baik karena dapat mengindikasikan
adanya masalah seperti jumlah persediaan yang relatif tinggi dibandingkan
taksiran tingkat penjualan sehingga tingkat perputaran persediaan rendah dan
menunjukkan adanya over investment dalam persediaan tersebut atau adanya
saldo piutang yang besar yang tak tertagih.
b. Rasio Cepat
(Quick Ratio)
Rasio ini merupakan perbandingan antara aset lancar
dikurangi persediaan dengan kewajiban lancar. Rumus yang digunakan adalah
sebagai berikut:
Aset Lancar - Persediaan
Quick Ratio =
--------------------------------------------
Kewajiban Lancar
Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena
persediaan memerlukan waktu yang retaif lama untuk direalisir menjadi uang kas,
walaupun kenyataannya mungkin persediaannya lebih likuid dari pada piutang.
Menurut Fahmi (2011:62), apabila menggunakan rasio ini maka dapat dikatakan bahwa
jika suatu perusahaan mempunyai nilai quick ratio sebesar kurang dari
100% atau 1:1, hal ini dianggap kurang baik tingkat likuiditasnya.
2. Rasio Leverage
Menurut Harahap (2009:306), rasio leverage
merupakan rasio yang mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh kewajiban
atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh ekuitas. Setiap penggunaan utang oleh perusahaan akan berpengaruh terhadap rasio dan
pengembalian. Rasio ini dapat digunakan untuk melihat seberapa resiko keuangan
perusahaan. Mengenai rasio-rasio leverage sebagaimana yang diutarakan,
menurut Riyanto (2010: 333), dapat dilihat pada uraian sebagai berikut:
a.
Rasio Hutang (Debt Ratio)
Rasio ini merupakan perbandingan
antara total kewajiban dengan total aset. Rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut :
Total Kewajiban
Debt Ratio = -------------------------
Total Aset
Rasio ini menunjukkan sejauh mana kewajiban dapat
ditutupi oleh aset. Menurut Fahmi (2011:63), semakin rendah rasio ini semakin
baik karena aman bagi kreditor saat likuidasi.
b. Time
Interest Earned
Rasio ini merupakan perbandingan antara laba sebelum
bunga dan pajak atau laba operasi (EBIT) dengan beban bunga. Rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut:
EBIT
Time Interest Earned = ------------------------
Beban Bunga
Rasio ini menunjukkan sejauh mana besarnya jaminan
keuntungan sebelum bunga dan pajak atau laba operasi (EBIT) untuk
membayar beban bunganya. Menurut Fahmi (2011:63), semakin tinggi rasio semakin
baik karena perusahaan dianggap mampu untuk membayar beban bunga periode
tertentu dengan jaminan laba operasi yang diperolehnya pada periode tertentu.
3. Rasio Aktivitas
Menurut Harahap (2009:308), rasio
aktivitas menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan
operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian, dan kegiatan lainnya.
Rasio ini dinyatakan sebagai perbandingan penjualan dengan berbagai elemen
aset. Elemen aset sebagai pengguna dana seharusnya bisa dikendalikan agar bisa
dimanfaatkan secara optimal. Semakin efektif dalam memanfaatkan dana semakin
cepat perputaran dana tersebut, karena rasio aktivitas umunya diukur dari
perputaran masing-masing elemen aset. Mengenai rasio-rasio aktivitas sebagaimana
yang diutarakan, menurut Riyanto (2010: 334), dapat dilihat pada uraian sebagai
berikut:
a. Perputaran Persediaan (Inventory
Turnover)
Rasio ini merupakan perbandingan antara harga pokok penjualan dengan
rata-rata persediaan. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
Harga Pokok
Penjualan
Inventory Turnover = --------------------------------
Rata-rata persediaan
Rasio ini menunjukkan berapa cepat perputaran
persediaan dalam siklus persediaan normal. Menurut Harahap (2009:308), semakin
besar rasio ini semakin baik karena dianggap bahwa kegiatan penjualan berjalan
cepat.
b. Rata-Rata Periode Pengumpulan Piutang (Day’s
Sales Outstanding)
Rasio ini merupakan perbandingan
antara piutang dengan penjualan dibagi jumlah hari dalam setahun. Rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut:
Piutang
Day’s Sales
Outstanding = ----------------------------------
Penjualan
/ 360 hari
Rasio ini mengukur waktu
rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang dari penjualan. Menurut
Munawir (2010:76), kalau rata-rata periode pengumpulan piutang lebih dari 60
hari menunjukkan perusahaan tersebut kurang baik, terutama bagian penagihan,
sehingga tidak mampu menagih piutang pada saatnya, atau perusahaan tersebut
telah memberikan syarat-syarat kredit yang terlalu lunak pada langganannya. Di
samping itu semakin besar rasio ini bagi suatu perusahaan semakin besar pula
resiko kemungkinan tidak tertagihnya piutang.
c. Perputaran Total Aset (Total Asset Turnover)
Rasio ini merupakan perbandingan
antara penjualan dengan total aset. Rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut:
Penjualan
Total Asset Turnover = ------------------------
Total Aset
Rasio ini merupakan rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan aset yang dimiliki perusahaan. Menurut
Harahap (2009:309), semakin besar rasio ini semakin baik karena perusahaan
tersebut dianggap efektif dalam mengelola asetnya.
4.
Rasio
Profitabilitas
Menurut Harahap (2009:309), rasio
profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui
semua kemampuannya, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas,
ekuitas, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya. Mengenai rasio-rasio
profitabilitas sebagaimana yang diutarakan, menurut Riyanto (2010: 335), dapat
dilihat pada uraian sebagai berikut:
a. Margin Keuntungan (Profit Margin)
Rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Rumus
yang digunakan adalah sebagai berikut :
Laba
Bersih
Profit Margin =
------------------
Penjualan
Rasio ini menunjukkan berapa
besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan.
Menurut Harahap (2009:304), semakin besar rasio ini semakin baik karena
dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba.
b. Tingkat Pengembalian Aset (Return On
Assets)
Rasio ini merupakan perbandingan
antara laba bersih dengan total aset. Rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut:
Laba Bersih
Return On Assets = ----------------------
Total Aset
Rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih
diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai asetnya. Menurut Harahap
(2009:305), semakin besar rasionya semakin bagus karena perusahaan dianggap
mampu dalam menggunakan aset yang dimilikinya secara efektif untuk menghasilkan
laba.
c. Tingkat Pengembalian Ekuitas (Return On
Equity)
Rasio ini merupakan perbandingan
antara laba bersih dengan ekuitas. Rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut:
Laba Bersih
Return On Equity = --------------------
Ekuitas
Rasio ini mengukur berapa persen
diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik. Menurut Harahap
(2009:305), semakin besar rasionya semakin bagus karena dianggap kemampuan
perusahaan yang efektif dalam menggunakan ekuitasnya untuk menghasilkan laba.
Sumber :
Langganan:
Postingan (Atom)
Biaya Modal (Tugas 4 Sosftskill)
Biaya modal (Cost of Capital) adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik yg berasal dari hutang...
-
1 Tanda: 2 Lembaga Tinggi Negara yang sudah dihapuskan saat ini adalah : Choose one answer. a. MA ...
-
Istilah-istilah Pada Visual Basic 1 1. Menu Bar Adalah suatu menu yang memberikan instruksi-instruksi sesuai keb...
-
Softskill Softskill adalah istilah dalam EQ seseorang yang dapat di kategorikan kedalam kekhidupan sosial komunikasi, dan kebiasaan...