Minggu, 09 April 2017

Analisis Perbandingan Laporan Keuangan (Soft Skill Tugas 2)



Analisis Perbandingan, Common Size, dan Trend (Analisis Laporan Keuangan)

Metode dan Teknik Analisis

Analisa-analisa laporan keuangan terdiri dari penelaahan atau mempelajari  hubungan-hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi  serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan.

Ada 2 metode  analisa :
•      Analisa horizontal adalah analisa dengan mengadakan pembandingan laporan keuangan untuk beberapa perode  sehingga diketahui  perkembangannya.

•      Analisa vertikal dimana  laporan keuangan yang dianalisis  hanya  meliputi satu  periode saja. Yaitu dengan membandingkan pos yang satu dengan pos yang lainnya dalam laporan keuangan tersebut sehingga hanya diketahui  keadaan keuangan  saat itu.

Untuk menyusun laporan keuangan komparatif, laporan keuangan tersebut harus diseragamkan lebih dulu.
 
Adanya laporan keuangan yang tidak sergam disebabkan karena :
  1. Adanya keinginan khusus dari pimpinan perusahaan. Misal adanya keinginan dari pihak pimpinan bahwa hutang yang dimiliki seolah-olah sebagian besar merupakan hutang jangka panjang sedangkan hutang jangka pendeknya sedikit, hal tersebut akan memngaruhi gambaran dari laporan keuangan bahwa kalau hutang jangka pendeknya semakin sedikit maka posisi keuangan jangka pendeknya kelihatan baik.
  2. Adanya perbedaan dalam penggunaan yang diharapkan dari laporan keuangan. misalnya: laporan keuanganyang disusun untuk kepentingan pemegang saham adalah lebih ringkas daripada laporan keuangan yang disusun untuk kepentingan pimpinan perusahaan sendiri.
  3. Adanya perbedaan pendapat dalam menyusun laporan keuangan. misal : dalam penilaian persediaan ada yang menggunakan metode LIFO atau FIFO, begitu juga dalam penilaian penyusutan aktiva tetap ada yang menggunakan metode garis lurus (straight line method) atau dua kali metode saldo menurun (twice straight line on the declining balace method).

Tujuan Analisis Perbandingan 
           Tujuan analisa horisontal adalah untuk menentukan bagaimana setiap pos laporan keuangan berubah, mengapa pos-pos tersebut berubah, dan apaka perubahan tersebut menguntungkan ataukah tidak.


Fungsi dan Kegunaan Analisis Perbandingan 
           Fungsi dan kegunaan analisis ini adalah :
·         Untuk mengetahui perubahan masing-masing unsur laporan keuangan dalam beberapa periode.
·         Sebagai dasar pembuatan perencanaan,kebijaksanaan, keputusan, serta tindakan operasional manajemen perusahaan pada periode yang akan datang.

   Langkah awal yang baik didalm melakukan analisis laporan keuangan adalah dengan menyajikan laporan keuangan secara komparatif, misalnya untuk dua atau tiga tahun atau lebih. Dengan penyajian laporan keuangan seperti ini akan adapat diperoleh gambaran mengenai pergerakan dan kecenderungan serta memberikan petunjuk yang berharga didal rangka memprediksi masa datang.

  Pembandingan laporan keuangan untuk dua atau tiga periode dapat dilakukan dengan menghitung perubahan dari tahun ketahun, baik dalam jumlah absolute (rupiah) maupun dengan prosentase.
 
  Didalam perbandingan laporan keuangan, perubahan baik dalam absolute (rupiah) maupun prosentase, keduanya harus dipertimbangkan. Hal ini disebabkan karena ukuran rupiah dari dasar yang berbeda, yang digunakan untuk menghitung perubahan prosentase dapat mengakibatkan perubahan prosentase yang besar, melebihi porsinya. Sebagai contoh, suatu perubahan sebesar 20% dari satu angka Rp 1 juta adalah jauh lebih tidak ada artinya dibandingkan dengan perubahan yang sama dari angka Rp 100 juta.

          Neraca yang diperbandingkan menunjukkan aktiva, hutang serta modal perusahaan pada dua tanggal atu lebih untuk satu perusahaan atau pada tanggal tertentu utnuk dua perusahaan yang berbeda. Dengan memperbandingkan neraca untuk dua atau lebih dakan dapat diketahui perubahan-perubahan yang terjadi.
Perubahan-perubahan didalam neraca dalam suatu periode mngkin disebabkan ;
  1. Laba atau rugi yang bersifat operasional maupun insedentil
  2. Diperolehnya aktiva baru maupun adanya peruabahan bentuk aktiva
  3. Timbulnya atau lunasnya hutang maupun adanya perubahan bentuk hutang yang satu ke bentuk hutang yang lain.
  4. Pengeluaran atau pembayaran atau penarikan kembali modal saham (adanya penambhan atau pengurangan modal)
Dalam membuat perbandingan antara berbagi laporan keuangan biasanya aktiva tertentu seperti aktiva tidak berwujud (goodwill, hak patent, hak pengarang,dll) dan biaya yang ditangguhkan tidak diikutsertakan, karena sering tidak komparabel. Hal ini disebabkan masing-masing perusahaan mempunyai ciri-ciri khas mengenai aktiva tersebut.

Dalam membandingkan laporan keuangan dapat digunakan 2 jenis sumber data ;
·         Mempergunakan laporan keuangan dari satu perusahaan untuk bebrapa tahun
·         Membandingkan laporang keuangan dari beberapa perusahaan untuk tahun yang sama.misalnya tahun 2010 saja.
Teknik analisa
Untuk kali ini, kami akan memaparkan mengenai 3 teknik analisa laporan keuangan, yakni : teknik analisis perbandingan, common size, dan trend.
1. Analisis Perbandingan
Pengertian Analisis Perbandingan
Analisis Perbandingan adalah analisis laporan keuangan yang bertujuan untuk mendapatkan informasi perkembangan keadaan keuangan perusahaan dengan cara membandingkan laporan keuangan antara dua periode atau lebih.
Contohnya :

PT  MAHARI FAEREL
NERACA
Periode 31 Desember  2012  dan 2013 (dalam jutaan)

Dari Neraca di atas dapat kita lihat bahwa nilai kas dan hutang mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Dan ada juga beberapa akun yang mengalami peningkatan, seperti tanah, gedung, mesin, dan kendaraan. Ini menunjukan adanya indikasi pembayaran hutang, dan pembelian tanah, gedung, mesin, dan kendaraan yang menyebabkan adanya penurunan saldo hutang bank dan kas. Namun, jika dilihat lagi pada hutang jangka panjang, saldonya naik hingga 97%. Artinya, dalam perolehan aset – aset di atas tadi, dibiayai melalui pinjaman jangka panjang.

PT MAHARI FAEREL
Laporan Laba Rugi perbandingan
Periode 31 Desember  2012  dan 2013 (dalam jutaan)

Untuk laporan laba rugi hampir semua komponen mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Hanya biaya lain yang mengalami penurunan. Artinya, manajemen perusahaan belum dapat meminimalkan beban dengan baik, ini dapat dilihat dari kenaikan penjualan sebesar 20% dari tahun sebelumnya, namun persentase harga pokok penjualan justru naik lebih besar dari persentase penjualan yakni senilai 25%.
 
Sumber : 


Analisis Perbandingan Laporan Keuangan (Soft Skill Latihan 2)



Analisis rasio merupakan sebuah cara menganalisa dengan menggunakan perhitungan-perhitungan perbandingan dari data-data perhitungan yang ditampilkan dalam neraca dan laporan laba rugi.

Tujuan akhirnya adalah untuk mengukur dan menilai kinerja keuangan perusahaan dalam suatu waktu untuk acuan perkembangan perusahaan.

Pengertian Rasio Keuangan
Rasio adalah satu angka yang dibandingkan dengan angka lain sebagai suatu hubungan (Harvarindo 2010:12).
Pengertian rasio menurut Jonathan Golin, (2001) rasio adalah suatu angka digambarkan dalam suatu pola yang dibandingkan dengan pola lainnya serta dinyatakan dalam prosentase.
Rasio akan lebih tepat digunakan sebagai indikator atau awal analisis yang mana bila menggunakan rasio kita akan mencoba menganalisis lebih jauh atau mencari penyebab terjadinya hal tersebut (Toto Pribadi: 2008).

Menurut Weygandt & Kieso (2008) menggambarkan jika kita melakukan analisis terhadap rasio keuangan perusahaan berarti menggambarkan hubungan matematis antara penjumlahan yang satu dengan penjumlahan yang lain dalam bentuk prosentase (%), rates atau proporsi yang sederhana.
Analisis terhadap laporan keuangan perusahaan menurut Mamduh M. Hanafi (2009:5) bertujuan untuk mengetahui tingkat keuntungan, tingkat kesehatan dan tingkat resiko suatu perusahaan dengan menghitung data rasio-rasio keuangan perusahaan.
Sehingga dalam melakukan analisi keuangan akan tergantung pada tiga laporan keuangan perusahaan yaitu:

(1) Neraca,
(2) Laporan Laba Rugi dan
(3) Laporan Aliran Kas.

 Manfaat dan Tujuan Rasio Keuangan

9 Tujuan melakukan analisis keuangan adalah

Analisis keuangan dilakukan apabila seseorang / perusahaan ingin melakukan investasi pada saham.
Analisis keuangan dilakukan apabila akan memberikan kredit kepada suatu perusahaan.
Analisis keuangan dilakukan untuk menentukan tingkat kesehatan perusahaan supplier.
Analisis keuangan dilakukan untuk menentukan tingkat kesehatan perusahaan customer / pelanggan.
Analisis keuangan dilakukan untuk menentukan tingkat kesehatan perusahaan ditinjau dari segi karyawannya.

Analisis keuangan dilakukan untuk menentukan besarnya pajak yang dibebankan perusahaan kepada pemerintah. Atau menentukan tingkat keuntungan yang wajar suatu industri.
Analisis keuangan dilakukan untuk menentukan tingkat perkembangan perusahaan untuk kepentingan evaluasi.

Analisis keuangan dilakukan untuk menentukan tingkat kekuatan keuangan pesaing/ kompetitor (positioning).
Analisis keuangan dilakukan untuk menentukan besarnya tingkat kerusakan yang dihadapi perusahaan.

Rasio keuangan menurut Arthur J. Keown (2004) bisa menjawa empat pertanyaan sebagai berikut:
Seberapa likuid suatu perusahaan?

Sudah efektifkah manajemen perusahaan yang dijalankan sekarang telah menghasilkan laba usaha atas aktiva perusahaan?

Bagaimana perusahaan didanai?

Sesuaikah tingkat pengembalian yang didapatkan oleh pemegang saham biasa sesuai dengan investasi yang mereka tanamkan?

Menurut Toto Pribadi (2008), rasio keuangan secara khusus digunakan oleh investor atau kreditor dalam keputusan investasi dan penyaluran dana dengan cara membandingkan antara rasio perusahaan dengan industri.

Metode dan Tehnik Analisis Rasio Keuangan Perusahaan
Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

1. Metode Analisa Pertumbuhan
Tehnik analisa yang disusun dengan membandingkan kenaikan atau penurunan posisi laporan keuangan pada suatu periode tertentu dengan periode lainnya dari masing-masing pos yang terdapat di dalam laporan keuangan tersebut dengan menggunakan nilai persentase.
Data yang disajikan bisa dengan membandingkan kenaikan atau penurunan masing-masing pos laporan keuangan bulan lalu dengan bulan sekarang, atau periode Year to Date periode yang sama tahun lalu dengan sekarang.

2. Metode Trend dan Indeks
Teknik analisa hampir sama dengan Metode Analisa Pertumbuhan namun angka pembanding adalah laporan keuangan periode tertentu yang dijadikan indeks dan dipilih sebagai tahun dasar. Teknik tren ini sangat berguna untuk memproyeksikan laporan keuangan di masa yang akan datang dengan menggunakan data historis.

3. Metode Analisis Rasio
Teknik analisis dengan membandingkan masing-masing pos laporan keuangan yang relevan atau data yang signifikan.

Analisa rasio keuangan yang biasa digunakan adalah:
1. Rasio Likuiditas
Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kemampuan finansialnya dalam jangka pendek.
Ada beberapa jenis rasio likuiditas antara lain :
a. Current Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban finansial jangka pendek dengan mengunakan aktiva lancar.
Rumus menghitung Current Ratio:
Current Ratio = Aktiva Lancar / Hutang Lancar X 100%

b. Cash Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban finansial jangka pendek dengan mengunakan kas yang tersedia dan berikut surat berharga atau efek jangka pendek.
Rumus menghitung Cash Ratio:
Cash Ratio = Kas + Efek / Hutang Lancar X 100%

c. Quick Ratio atau Acid Test Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban finansial jangka pendek dengan mengunakan aktiva lancar yang lebih likuid (Liquid Assets).
Rumus menghitung Quick Ratio:
Quick Ratio = Kas + Efek + Piutang / Hutang Lancar X 100%
 Catatan : Nilai ideal dari ketiga analisa rasio likuiditas ini ini adalah minimum sebesar 150%, semakin besar adalah semakin baik dan perusahaan dalam kondisi sehat.

2. Rasio Profitabilitas atau Rentabilitas
Rasio untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan nilai penjualan, aktiva, dan modal sendiri.

Ada beberapa jenis rasio profitabilitas antara lain :
a. Gross Profit Margin, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba kotor dari penjualan.
Rumus menghitung Gross Profit Margin:
Gross Profit Margin = Penjualan Netto – HPP / Penjualan Netto X 100%

b. Operating Income Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba operasi sebelum bunga dan pajak dari penjualan.
Rumus menghitung Operating Income Ratio:
Operating Income Ratio = Penjualan Netto – HPP – Biaya Administrasi & Umum (EBIT) / Penjualan Netto X 100%

c. Net Profit Margin, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba bersih dari penjualan.
Rumus menghitung Net Profit Margin: 
Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak (EAT) / Penjualan Netto X 100%

d. Earning Power of Total Investment, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola modal yang dimiliki yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi investor dan pemegang saham.
Rumus menghitung Earning Power of Total Investment:
Earning Power of Total Investment = EBIT / Jumlah Aktiva X 100%

e. Rate of Return Investment (ROI) atau Net Earning Power Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan pendapatan bersih.
Rumus menghitung Rate of Return Investment (ROI):
Rate of Return Investment (ROI) = EAT / Jumlah Aktiva X 100%

f. Return on Equity (ROE), rasio untuk mengukur kemampuan equity untuk menghasilkan pendapatan bersih.
Rumus menghitung Return on Equity (ROE):
Return on Equity (ROE) = EAT / Jumlah Equity X 100%

g. Rate of Return on Net Worth atau Rate of Return for the Owners, rasio untuk mengukur kemampuan modal sendiri diinvestasikan dalam menghasilkan pendapatan bagi pemegang saham.
Rumus menghitung Rate of Return on Net Worth:
Rate of Return on Net Worth = EAT / Jumlah Modal Sendiri X 100%

Catatan : Semakin tinggi nilai persentase Rasio Profitabilitas ini adalah adalah semakin baik, sebaiknya Anda bisa membandingkannya dengan nilai rata-rata dari industri sejenis di pasar.

3. Rasio Solvabilitas atau Leverage Ratio
Rasio untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memenuhi semua kewajiban finansial jangka panjang.

Ada beberapa jenis rasio Solvabilitas antara lain :
a. Total Debt to Assets Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin hutang-hutangnya dengan sejumlah aktiva yang dimilikinya.
Rumus menghitung Total Debt to Assets Ratio:
Total Debt to Assets Ratio = Total Hutang / Total Aktiva X 100%

b. Total Debt to Equity Ratio, rasio untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai oleh pihak kreditur dibandingkan dengan equity.
Rumus menghitung Total Debt to Equity Ratio:
Total Debt to Assets Ratio = Total Hutang / Modal Sendiri X 100%

Catatan : Semakin tinggi nilai persentase Rasio Solvabilitas ini adalah semakin buruk kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka panjangnya, maksimal nilainya adalah 200%.

4. Rasio Aktifitas atau Activity Ratio
Rasio untuk mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya.
Ada beberapa jenis rasio Solvabilitas antara lain :
a. Total Assets Turn Over, rasio untuk mengukur tingkat perputaran total aktiva terhadap penjualan.
Rumus menghitung Total Assets Turn Over Ratio:
Total Assets Turn Over Ratio = Penjualan  / Total Aktiva X 100%

b. Working Capital Turn Over, rasio untuk mengukur tingkat perputaran modal kerja bersih (Aktiva Lancar-Hutang Lancar) terhadap penjualan selama suatu periode siklus kas dari perusahaan.
Rumus menghitung Working Capital Turn Over Ratio:
Working Capital Turn Over Ratio = Penjualan  / Modal Kerja Bersih X 100%

c. Fixed Assets Turn Over, rasio untuk mengukur perbandingan antara aktiva tetap yang dimiliki terhadap penjualan.
Rasio ini berguna untuk mengevaluasi seberapa besar tingkat kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivatetap yang dimiliki secara efisien dalam rangka meningkatkan pendapatan.
Rumus menghitung Fixed Assets Turn Over Ratio:
Fixed Assets Turn Over Ratio = Penjualan  / Aktiva Tetap X 100%

d. Inventory Turn Over, rasio untuk mengukur tingkat efisiensi pengelolaan perputaran persediaan yang dimiliki terhadap penjualan.
Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik dan menunjukkan pengelolaan persediaan yang efisien.
Rumus menghitung Inventory Turn Over Ratio:
Inventory Turn Over Ratio = Penjualan  / Persediaan X 100%

e. Average Collection Period Ratio, rasio untuk mengukur  berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam menerima seluruh tagihan dari konsumen.
Rumus menghitung Average Collection Period Ratio:
Average Collection Period Ratio = Piutang X 365  / Penjualan  X 100%

f. Receivable Turn Over, rasio untuk mengukur tingkat perputaran piutang dengan membagi nilai penjualan kredit terhadap piutang rata-rata.
Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik dan menunjukan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah.
Rumus menghitung Receivable Turn Over Ratio:
Receivable Turn Over Ratio = Penjualan  / Piutang Rata-Rata X 100%

           Untuk referensi berikut Contoh Analisis Laporan Keuangan Perusahaana
 Catatan : Semakin tinggi nilai persentase Rasio Activity ini adalah semakin baik, Anda bisa membandingkannya dengan nilai rata-rata dari industri sejenis di pasar agar dapat menilai seberapa efisien Anda mengelola sumber daya yang dimiliki.

Sumber :
http://www.ekoonomi.com/2017/01/analisis-rasio-keuangan.html?m=1 
http://www.kembar.pro/2015/04/analisis-laporan-dan-rasio-keuangan.html?m=1

Biaya Modal (Tugas 4 Sosftskill)

Biaya modal (Cost of Capital) adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik yg berasal dari hutang...